ABSTRAK
Papua merupakan suatu daerah yang memiliki geografis terdiri dari lautan dan pegunungan yang cukup berbahaya, serta iklim yang tidak menentu. Penerbangan perintis sangat dibutuhkan, karena hanya pesawat berukuran kecil yang dapat mengakses wilayah pedalaman. Pesawat Cessna Grand Caravan 208B dengan menggunakan single engine PT6A-114A yang memiliki keunggulan take-off distance 626m dan landing distance 495m menjadi salah satu pilihan terbaik untuk wilayah yang memiliki landasan pacu yang pendek dan bebatuan, maka dari itu pemeriksaan pesawat harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Pada saat melakukan inspection 100hours dengan umur pesawat 4180,1hours, 9379cycle dan 9532landing, ditemukannya crack pada engine mount ring pesawat yang dapat menyebabkan hal fatal jika tidak dilakukan perbaikan, setelah dilakukan Non Destrtuctive Test dengan metode dye penetrant test menggunakan cairan fluorescent penetarant yang disinari ultraviolet diketahui panjang retakan 2,5inch, disebabkan oleh larutan NaCl yang menyebabkan korosi dan mempercepat laju oksidasi, hard landing memberikan beban dinamis yang bersifat implus (kejutan) dengan nilai 1643,6N dan engine vibration 0,2ips yang memberikan beban secara berulang (periodik). Crack pada komponen ini memiliki batas toleransi sesuai dengan structure repair manual yaitu 1,7inch dan dapat dilakukan perbaikan dengan cara stop drill dan doubler, apabila panjang crack sudah melewati 1,7inch maka harus dilakukan pergantian komponen dengan yang baru, lalu dilakukan re-check untuk memastikan engine mount ring sudah terpasang dengan baik agar pesawat dapat beroperasi kembali.