i
ABSTRAK
Penerbangan perintis di Pegunungan Papua masih menjadi tumpuan bagi
masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan atau terisolasi jalur darat. Posisi
lapangan terbang terletak di atas bukit, dan diapit diantara bukit lainnya. Sedangkan
di ujung landasan, jurang berdasar sungai bebatuan. Transportasi udara dinilai
paling efisien dan cepat seperti Pesawat Pilatus Porter PC-6, berperan penting untuk
mengangkut barang, dokumen, bahan pangan, serta penumpang ke tempat terpencil.
Pesawat Pilatus ini memiliki kemampuan STOL (Short Take Off and Landing)
dengan jarak take off 200 meter sampai 300 meter saja. Pesawat Pilatus Porter PC-
6 menggunakan Engine Turboprop The Pratt & Whitney Canada PT6. Pada saat
melakukan starting, setelah engine berputar 12% NG ignition tidak dapat
menghasilkan percikan api sehingga terjadi kegagalan starting, pada catatan flight
log nomor 10328 bahwa pesawat sempat mengalami kegagalan starting, setelah
dicoba kembali pesawat dapat melakukan starting tapi membutuhkan waktu yang
lama. Dampak nya membuat indicator ITT (Inter Temperature Turbine) meningkat
melebihi batas maksimal ITT 950ºC. Setelah dilakukan pemeriksaan ditemui
penyebab terjadinya pesawat mengalami kegagalan starting dan meningkatnya
Inter Temperature Turbine (ITT). Dari pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan
penyebab terjadinya kebocoran pada ignition lead karena terjadinya short yang
disebabkan beberapa faktor yaitu hard landing, engine vibration dan fatigue
component. Setelah diketahui adanya kebocoran pada ignition lead yang dapat
menyebabkan terjadinya kegagalan starting engine maka dilakukan pengantian
ignition lead baru berdasarkan EMM (Engine Maintenance Manual) 74.20.00, lalu
dilakukan re-check untuk memastikan ignition lead sudah terpasang dengan baik
agar pesawat dapat beroperasi kembali.